Pertama kali ikut, alhamdulillaah pulang membawa medali. Fumiku cup, diadakan setiap tahun di Kumamoto dan diikuti oleh mahasiswa Indonesia dan kenshusei (karyawan magang) di Jepang. Dan istimewanya tahun ini, banyak juga peserta dari negara lain yang ikut ambil bagian menambah semarak kejuaraan. Di babak penyisihan diikuti oleh 24 pasang ganda putra, bertarung dengan sistem grup dan diambil juara dan runner-up. Kemudian para juara dan runner-up bertarung di babak perdelapan final dan seterusnya sampai di final. Untuk mencapai final, kami harus bertanding selama 6 kali dari pukul 10 pagi sampai dengan 6 malam, benar-benar menguras tenaga.
Apalagi perjalanan dari kitakyushu ke kumamoto cukup jauh, kira-kira 4 jam perjalanan dengan mobil. Fisik yang cukup terkuras di jalan memang tidak bisa dibohongi ketika pertandingan sudah mencapai sistem gugur. Pak Abdul Rajab, partner saya di pertandingan mengalami kram otot di set kedua babak 16 besar. Tetapi perolehan angka yang cukup jauh, 16-8 saat itu, mengurungkan niat kami untuk mundur dari turnamen. Jadilan, sisa pertandingan 16 besar saya terpaksa harus bekerja sendirian di lapangan mengejar bola kesana-kemari.
Ternyata kejadian kram otot itu gantian menimpa saya di babak perempat final, yang kebetulan lawan kami saat itu sang juara bertahan tahun lalu dari kumamoto. Cukup lama, kami meminta waktu ke wasit pertandingan untuk memulihkan cedera. Mau dilepas, sayaang, sudah sedemikian jauh kami melangkah. Alhamdulillaah setelah melalui 2 set yang sangat menegangkan kami akhirnya keluar dari lubang jarum dan memenangkan tiket ke semifinal melalui straight set 21-19 24-22 atas juara bertahan.
Di semifinal, lawan yang kami hadapi juga tidak kalah menakutkan, pasangan gado-gado Indonesia-thailand. Kram otot yang menimpa kami berdua membuat kami mengubah strategi di lapangan : bertahan total dan sesekali mencuri smash. Startegi itu juga yang pada akhirnya kami pakai di final melawan pasangan muda kenshusei dari Indonesia melalui pertarungan 3 set yang sangat melelahkan. Alhamdulillaah, jadi gelar pertama di jepang. Terima kasih atas dukungan dan doa dari berbagai pihak terutama dari keluarga besar PPI Kitakyushu yang telah menemani dari awal sampai akhir kejuaraan.
Ini jalannya partai final yang dihelat di Kumamoto Perfectural Gymnasium 26 April 2015.
Waaah… Sy jadi nonton videonya. Defensenya mantap kang Alif 🙂
heehe, ga ada pilihan taktik mas ario.. otot kaki udah ketarik semua, minimalisir pergerakan dan kalau udah dapet celah baru nyerang.. 😀 sebenarnya lebih seru pas di perempatfinal, lawannya lebih kuat, dan kaki kaki masih normal.. sayang belum nemu dokumentasinya.. heehe..
Wah hebat.. Masih sering latian tiap minggu berarti ya Fiq? Di sini jarang yang suka main badminton, jadi jarang main.
Ooh gitu, disini seminggu sekali biasanya mainnya.. tapi ga serame di taiwan dulu org indonesianya, lebih sering bareng orang jepang & china..