Banyak hal sudah terlewati disini, mimpi-mimpiku terlampaui bahkan.. Sejak pertama kali tiba sampai sekarang, berarti sudah 3 tahun 3 bulan aku genap tinggal disini meninggalkan kampung halamanku. Selama itu pula, Alhamdulillaah Allah takdirkan aku bisa mengunjungi 2 benua yang dulu tampak jauh dari impian. Bahkan Allah mudahkan untuk mengunjungi negeri-negeri, tempat-tempat yang banyak manusia di bumi impikan, dengan modal menulis, tanpa biaya sepeser pun. Juga dengan kehidupan disini, Allah sangat mudahkan untuk bisa beribadah dengan nyaman nyaris tanpa ada gangguan dan tekanan. Sampai ketika misalnya harus shalat di parkiran, di taman, di seberang jalanan pun, Alhamdulillaah tidak pernah ada teguran, entah kalau banyak orang lalu-lalang yang menatap asing aku tidak tahu. Allah juga mudahkan untuk mendapatkan makanan-makanan yang halal, supermarket-supermarket yang murah, sehingga aku bisa menyisihkan sedikit untuk tabungan.
Sering aku mencoba menerka, apa maksud Allah atas semua ini? Apa hikmahnya dengan aku diperjalankan ke negeri ini, selama ini.. Sering terpikir, mungkin makna kehidupan di bumi sama seperti kehidupan ku di sini. Aku tidak pernah bercita-cita tinggal lama disini, selesai ‘kotrak’ ku disini, insya Allah aku akan pulang segera. Ini membuatku berpikir dua tiga kali jika harus melakukan atau membeli sesuatu yang tidak bermanfaat. Tidak pernah terpikir untuk membeli lalu menyimpan barang-barang yang sedikit manfaatnya, karena toh nanti ada saatnya untuk pulang dan barang-barang tsb pasti akan ditinggal. Barang-barang kebutuhan pokok saja yang dibeli, secukupnya, sehingga uangnya bisa ditabung untuk keperluan pulang nanti, begitu prinsipnya. Hampir pada segala hal. Dulu awal-awal disini pernah ingin pindah apato (rumah kontrakkan-red), karena ingin tinggal di apato yang punya halaman, tapi akhirnya diurungkan. Bersyukur aja dengan apato yang sekarang. Dulu juga ingin punya kendaraan yang lebih nyaman, juga diurungkan, bertahan aja dengan yang ada sekarang. Meski sangat sederhana, alhamdulillah masih bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini yang sering terlupakan ketika dulu aku tinggal di Indonesia, rasanya tinggal di Indonesia seperti akan tinggal selamanya. Padahal ada saatnya akan berpisah dengan dunia, tanpa ada yang dibawa kecuali bekal yang kita persiapkan untuk hidup berikutnya.
Lalu, tentang Allah mudahkanku untuk melakukan perjalanan kemana-kemana, mungkin Allah ingin menunjukkan kalau sebenarnya tidak ada tempat di bumi yang menawarkan kesenangan yang kekal. Dulu, sebelum Allah mudahkan untuk kakiku untuk pernah berdiri dibawah eiffel, masuk ke stadion bola termegah di dunia, menatap gedung-gedung pencakar langit di chicago, mengunjungi jeju di Korea atau menyaksikan garis pantai di florida, aku sering berpikir kalau semua itu pasti akan sangat menyenangkan meski kita saksikan berkali-kali. Dan ternyata enggak.. Ketika, aku hampir tiap pagi lewat seberang eiffel, lalu dua kali berdiri tepat di bawahnya. Lalu melihat menaranya dari tempat yang banyak orang men-share foto-fotonya, qodarullah aku pun bosan. Bahkan kunjungan keduaku kesana tidak semenyenangkan yang pertama, ketiga lebih tidak menyenangkan dari yang kedua dan seterusnya sampai akhirnya aku hanya bergumam lirih, ini tampak seperti menara biasa. Dan Allah tunjukkan itu juga untuk landscape dunia yang lainnya yang pernah aku singgahi, qodarullah wa masya fa’ala. Lalu meskipun aku belum sempat mengunjungi tempat-tempat lain yang katanya indah di bumi, aku sudah bisa menyimpulkan, mungkin akan sama. Maka sungguh tidak ada kesenangan dan kebahagian yang abadi selain di Jannah-Nya kelak.
Kemudian Allah juga takdirkan aku untuk menghadapi masa-masa sulit selama disini, beruntun. Dari yang pernah terpikir, sampai ujian-ujian yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Sampai sering aku berkata pada diriku sendiri, apakah aku sanggup melalui ini semua? Alhamdulillaah, Allah tunjukkan jalan keluar. Kadang Allah palingkan sesuatu yang saat itu sangat ingin aku capai disini, lalu Allah takdirkan kemudahan untuk mendapatkan yang lain yang jauh lebih besar. Allah Maha Tahu, Allah Maha Hikmah dan yang Allah takdirkan pasti yang terbaik untuk hidup hamba Nya, meski kadang si hamba harus berlinang air mata menghadapi takdir dari Nya. Dan semakin besar dan semakin beruntun ujian, insya Allah semakin besar dan beruntun pertolongan Allah. Semakin berat rasa sulit yang dihadapi, insya Allah semakin banyak buah kesabaran yang bisa dipetik.
Sampai pada akhirnya, Allah menakdirkan kejadian ini untuk ku saat ini. Benar-benar tidak pernah terpikir akan mengalami ini, disini. Pasti banyak hikmah tersembunyi, pasti banyak kebaikan yang bisa dipetik. Semoga Allah tunjukkan jalan-jalan yang lain, dan kemudahan-kemudahan yang lain yang jauh lebih besar dari yang Allah palingkan sekarang. Misalnya tidak di dunia, semoga itu di akhirat kelak, ketika tidak ada pertolongan selain pertolongan Allah, tidak ada naungan selain naungan Allah dan sungguh tidak ada kemudahan selain kemudahan dari Allah.
Kitakyushu, 22 Rabi’ul-Awwal 1438 H/ 22 Desember 2016
Abu Ghifari Abdurrohman, di salah satu desk N358
Discussion
No comments yet.